Selasa, 30 April 2013

BECAK SEMAKIN TERSINGKIRKAN



Pak Triman, salah satu pengemudi becak


Seiring dengan perkembangan jaman,salah satunya perkembangan transportasi modern yang ada di Purworejo. Membuat transportasi tradisional semakin tenggelam dikalangan masyarakat,seperti halnya becak. Transportasi tradisional  yang ada di Purworejo ini
sudah semakin berkurang bila dibandingkan dulu. Itu semua tidak lepas dari maraknya transportasi bermotor yang sudah semakin menjamur dijalan raya.
Masyarakat sekarang lebih cenderung memilih transportasi yang efisien dan lebih terjangkau seperti angkutan umum dan bus. Hanya kalangan tertentu saja yang masih memanfaatkan transportasi tradisional ini. Contoh kecilnya Ibu Ibu dan orang tua,mereka cenderung masih memanfaatkan nya karena alasan “Memories”.
Menurut warga,salah satu agen becak yang ada di Purworejo  yang memulai karirnya dari tahun 1965 sampai 1985. Awalnya beliau memiliki 80 unit becak,kemudian pada tahun 1975 menjadi 90 unit becak,dan sekarang becak yang tersisa tinggal 8 unit saja. Dikarenakan rusak,tidak laku dan dirongsokkan. Menurutnya, becak diera sekarang berbeda jauh bila dibandingkan pada era dulu. Itu semua karena becak kalah dengan kendaraan bermotor yang lebih modern. Tidak ada keinginan dari beliau untuk mengubah becak becaknya yang masih tersisa untuk dijadikan Becak Bermotor dikarenakan faktor Usia dan tidak ada yang meneruskan usahanya.
Tidak berbeda jauh dengan seorang tukang becak yang selalu mangkal di depan Pasar Suronegaran. Dulu beliau bisa menarik penumpang  7-12 orang bahkan lebih,akan tetapi sekarang dalam  sehari saja beliau hanya memperoleh penumpang paling banyak 4 orang,itupun sudah paling banyak.
Dari pernyataan tersebut membuktikan sudah semakin menipisnya minat masyarakat untuk memanfaatkan transportasi ini. Mayoritas dari  mereka  beralih ke transportasi bermotor yang lebih efisien dan praktis. Lantas bagaimana cara melestarikan becak di Purworejo agar tidak punah…??
“Becak bisa  berkembang , jika di Purworejo diadakan Wisata Becak seperti yang ada di Jogja dan kota lainnya”. Tutur Febri

( pemsus-red )

1 komentar:

  1. siip ko mbak. tapi kalo bisa beritanya yang lebih sip lagi. makasih

    BalasHapus